KENDARI – Majalahsultra.com : Organisasi Eksekutif Mahasiswa Aktivis Provinsi Sulawesi Tenggara (EMAS SULTRA), Menyayangkan atas tindakan yang dilakukan Bupati Konawe Selatan Mendamaikan guru honorer dan orang tua siswa dinilai tidak sesuai.
Kasus guru honorer yakni ibu Supriani, Yang kini viral menyita perhatian publik secara nasional dalam proses pembuktiannya. tentu ada pihak mendukung upaya damai antara orang tua korban dan ibu Supriani, tokoh utamanya adalah bupati Konawe Selatan H. Surunudin Dangga, ST.,MM sehingga nanti akan sangat berimplikasi pada penberhentian proses pembuktian Sedang berjalan.
Melalui Kordinator Presidium (Korpres) Eksekutif Mahasiswa Aktivis Provinsi Sulawesi Tenggara (EMAS SULTRA) Muh Erit Prasetia, S.E Menyayangkan atas tindakan yang dilakukan Bupati Konawe Selatan dinilai tidak efektif dalam menjalankan tugas sebagai Lembaga Eksekutif.
“tugasnya Bupati sebagai lembaga eksekutif Menjalankan UUD Dan membuat kebijakan harusnya mendukung proses hukum sangat berkenaan, Pada Regulasi yang ada bukan mengambil langkah Jalur damai ini akan menghentikan pembuktian sedang berjalan”.Ucapnya, Kamis (7/11/2024).
Erit juga Menambahkan, Beredar sebuah surat Nomor 100.3/27/2024 yang di buat oleh sekretariat Daerah (Sekda) Konawe Selatan bagian hukum, adapun yang menjadi isi surat tersebut meminta ibu Supriani. untuk melakukan upaya klarifikasi Karena telah mencabut kesepakatan damai pada tanggal 5 November 2024 kemarin serta mencemarkan nama baik bupati Konawe Selatan.
“bukannya memberikan solusi malah menambah masalah dengan cara mengintimidasi dan mengancam polisikan ibu Supriani. Jalur damai sebenarnya sangat sekali di anjurkan dalam agama, namun kasus ini Perlu dulu adanya proses pembuktian secara Hukum Juga Logosentris Benar salah,”.Tutupnya
Emas Sultra akan terus mengawal dalam kasus yang menimpa ibu Supriani, sehingga bisa membuktikan bahwa guru honorer tersebut tidak salah di mata hukum.
